RAGAM BAHASA



RAGAM  BAHASA
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
DOSEN PEMBIMBING: Eva Eri Dia,M.Pd.




DISUSUN  OLEH:

1.      SITI MUDMAIANAH (5214012)
2.      SINTA KURNIA SARI (5214010)
3.      MIFTAKUS SA’DIYAH (5214007)
                                                                                                                                     


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
            Bahasa Indonesia, secara historis, merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu.Artinya, struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama dengan dialek temporal terdahulu, seperti halnya bahasa Melayu kuno. Secara Sosiologis, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaanya pada saat sumpah pemuda, 28 Oktober 1928. Secara yuridis keberadaan bahasa indonesiatermuat dalam pasal  36 bab  XV UUD 45, yang penetapannya di mulai pada 18 Agustus  1945.
            Hal-hal  diatas perlu diperhatikan ketika kita berbicara mengenai bahasa Indonesia. Disamping itu, perlu pula diingat bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahsa negara, konsekuensi  logis sehubungan dengan itu  adalah bahwa Indonesia  digunakan oleh sejumlah besar pemakaiannya. Dengan demikian, luas  pula cakupan wilayah pemakaiannya. Itu sebabnya, bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam.
1.2 TUJUAN
1.Memahami pengertian ragam bahasa
2.Mengetahui macam-macam ragam bahasa
3.Memahami penggunaan bahasa yang baik dan benar




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Bahasa
                      Bahasa menurut Ensiklopedi NasionalIndonesia adalah suatu system tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
          Pengertian Ragam Bahasa Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,.menurut hubungan pembicara, kawan  bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu  masalah  penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar  tdak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan  tata kalimat.Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus mengasai bahasanya.  
       Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
2.2  Macam-macam dan jenis ragam/ keragaman  bahasa

            Ragam bahasa menurut sudut pandang penutur atau ragam daerah ( logat / dialek) dibedakan menjadi dua yaitu:
·         Bahasa  baku
·    .Bahasa  tidak baku

1.Bahasa Baku
            Bahasa  baku  yaitu kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, pedoman yang digunakan adalah (KBBI), pedoman pembentukan Istilah, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
                       

       Adapun fungsi bahasa  baku yaitu:
1.      Sebagai pemersatu yang disetujui oleh seluruh masyarakat. Seperti bahasa Indonesia yang disetujui menjadi bahasa pemersatu warga Indonesia;
2.      Memberi ciri khas; Bahasa baku antara satu negara dengan negara lainnya berbeda,karena itu digunakan sebagai salah satuciri dari suatu negara;
3.       
4.      Pembawa  kewibawaan  pemakaiannya akan terkesan berwibawa ketika menggunakannya;
5.      Berfungsi sebagai kerangka Acuan  sebagai pedoman atau tolok ukur apakah seseorang sudah berkata-kata dengan benar.

 Ciri- ciri bahasa baku yaitu:
1.      Tidak terpengaruh dan bukan merupakan bahsa daerah;
2.      Tidak terpengaruh dan bukan bahasa asing;
3.      Bukan ragam keseharian atau percakapan;
4.      Tidak terdapat hiperkorek;
5.      Tidak mengandung arti pleonisme (penggunaan yang berlebih);
6.      Tidak rancu;
7.      Imbuhan berupa eksplisit;
8.      Biasa digunakan di situasi formal ( forum resmi);
9.      Bersifat dinamis;
10.  Keseragaman kaidah.

  Contoh kata baku: Abnormal, adakalanya, abiotic, adem, adopsi, aborsi, agaknya, akhir, akhirat,akidah,acting, aksesori, dipindahkan,definisi dan lain-lain.
                        Istilah kalimat baku digunakan untuk menyebut kalimat yang sesuai dengan dengan kaidah bahsa Indonesia  baik dari sisi pemilihan kata, ejaan dan stuktur  kalimat. Kalimat baku juga sering disamakan dengan kalimat efektif  karena kedua kalimat ini hamper sama. Namun, yang harus diketahui adalah kalimat baku sudah pasti efektif sedangkan kalimat efektif belum tentu baku. Kalimat baku tdaklah sama dengan kta baku. Namun, di dalam kata baku pasti terkandung kata-kata baku. untuk membuat   kalimat-kalimat baku tetaplah harus memperhatikan kata baku yang bisa dlihat di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia. Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kalimat baku:
1.      Logis
Sebuah kalimat dapat dikatakan baku jika kalimat tersebut logis atau bisa diterima dengan akal sehat. Meskipun, kalmat tersebut bukanlah kalimat baku jika tidak logis.
Contoh:
Bagi yang membawa telepon genggam harap dimatikan!

Meskipun kalimat diatas sangat komunikatif, kalimat tersebut bukanlah kalimat baku karena kurang  logis dengan menyuruh mematikan orang yang membawa handphoen, seharusnya kalmat yang digunakan adalah:
Bagi yang membawa telepon gengggam harap mematikan telepon genggamnya.
2.      Hemat
Kalimat dkiatakan  baku apabila tidak terdapat pemborosan kata di dalamnya.
Contoh :
Para mahasisiwa saling dorong mendorong untuk memasuki kelas.

Kalimat diatas mengadung pemborosan kata karena terdapat kata “saling”  dan  “dorong mendorong”. Kalimat tersebut akan menjadi efektif  apabila dirubah menjadi:
Para mahasiswa saling dorong ketika memasuki kelas.
3.      Padu
Hubungan antar unsur kalimat dalam kalimat baku harus sesuai agar tidak terjadi kesalah penafsiran.
Contoh:
Dari  data yang didapat menunjukan ahwa kenaikan BBM itu cukup meyulitkan  rakyat kecil.
Kalimat diatas bukanlah kalimat baku karena tidak memiliki unsur subjek.kalimat tersebuakan menjadi baku ketika dirubah menjadi:

Kenaikan harga BBM kup menyulitkan rakyat.
4.      Kesesuaian stuktur
Kalimat baku memiliki stuktur yang sesuai agar tidak terjadi kerancuan makna.
Contoh:
Budi membelikan baju adiknya.
Kalimat diatas tidak baku karena sukturnya salah. Yang dibelikan Budi bukanlah baju tetapi adiknya, maka kalimat yang sharusnya adalah :
Budi membelikan adiknya baju.
 2.Bahasa tidak baku
       Kalimat tidak baku  adalah kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah  bahsa Indonesia yang ditentukan.kata tidak baku digunakan dalam bahasa sehari-hari,atau  bahasa tutur.
       Ada bebrapa faktor yang menyebabkan munculnya kata atau bahasa yang tidak baku, yaitu sebagai berikut:
1.pemakai bahasa tidak mengetahui  bentuk penulisan dari kat-kata yang dimaksud.
2.pemakai terpengaruh oleh orang yang biasa menggunakan  kata tidak baku .
3.pemakai bahasa tidak baku akan selalu  ada karena tidak mau memperbaiki kesalahannya sendiri.
       Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1..Ragam lisan
            Ragam lisan adalah  bahan yang dihasilakn alat ucap (organ of specch) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan  dengan tata bahasa, kosa kata,dan lafal.Dalam ragam bahsa ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara  atau tekanan,air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
§  Ragam bahasa cakapan
§  Ragam bahasa pidato
§  Ragam bahasa panggung
§  Ragam bahasa kuliah


Ciri ragam bahasa lisan :
a)      Memerlukan kehadiran orang lain;
b)      Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap;
c)      Terikat ruang dan waktu;
d)      Dipengaruhi oleh tinggi  rendahnya suara.


5.      Ragam bahasa tulis
            Ragam bahasa tulis adalah  bahsa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan  dengan huruf sebagai unsur dasarnya.Dalam ragam tuis kita berurusan  dengan tata cara  penulisan (ejaan) diasmping aspek tata bahasa dan kosa kata.Dengan kata lain dalam ragam tulis kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa  seperti bentuk kata ataupun  susunan kalimat, ketetapan pilihan kata,  kebenaran penggunanan ejaan   dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.Contoh ragam  tulis antara lain meliputi:
§  Ragam bahasa teknis
§  Ragam bahasa undang-undang
§  Ragam bahasa catatan
§  Ragam bahasa surat

Ciri – ciri ragam bahasa tulis:
a.       Tidak memerlukan kehadiran orang lain;
b.      Unsur gramatikal dnyataka secara lengkap;
c.       Tidak terikat ruang dan waktu;
d.      Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.


Berdasarkan  hubungan antar pembicara, ragam bahsa dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara:
§  Ragam bahasa resmi
§  Ragam bahasa akrab
§  Ragam bahasa agak resmi
§  Ragam bahasa bahasa santai
§  Dan sebagainya


Ragam bahasa bedasarkan penutur dibedakan atas:
1.      Ragam bahasa berdasarkan  daerah disebur ragam daerah (logat/ dialek)
            Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengna bahasa indoensia yang  digunakan di Bali, Jawa, Sulawesi. Masing-masing memiliki khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalakn  nama  kota seperti: Bogor,Bali, Bandung dan lain-lain.
2. Ragam bahasa berdasarkan   pendidikan penutur
     berpendidikan  Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur  yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnay fitnah, kompleks, vitamin,video,film, fakultas.penutur yang tidak berpendiidkan mungkin akan mengucapakan kukMisalnya, mbawa seharusnya membawa, nyari seharunya mencari.selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering meninggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
Contoh: saya akan ceritakan tentang kancil. Penggunaan bahsa yang benar seharunya saya akan menceritakan tentang Kancil. 
3. Ragam bahasa berdasarkan   sikap penutur
     Ragam bahasa jga dipengaruhi oleh sikp penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab dan santai kedudukankawan bicara atau pembaca terhdap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.
    Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya.jika terdapat  jarak antar penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmiatau bahasa baku.Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan semakin  tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.


BAB III
PENUTUP

1.KESIMPULAN
*      Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan
*      Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
*      Ragam bahasa menurut sud ut pandang penutur atau ragam dibedakan menjadi dua yaitu : Bahasa baku dan tidak baku
*      Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas: ragam lisan dan ragam bahasa tulis.
*      Ragam bahasa bedasarkan penutur dibedakan atas:
*      Ragam bahasa berdasarkan   sikap penutur
*     Ragam bahasa berdasarkan   pendidikan penutur
*     Ragam bahasa berdasarkan  daerah disebur ragam daerah (logat/ dialek)

*   fungsi bahasa  baku
*   Sebagai pemersatu
*   Memberi ciri khas
*   Pembawa  kewibawaan 
*   Berfungsi sebagai kerangka Acuan 


                       DAFTAR  ISI
Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
 Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.





Komentar